JAKARTA – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menyesalkan pernyataan juru bicara tim pasangan Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, atas tuduhan penggunaan earpiece oleh Jokowi saat debat kedua Pilpres 2019 berlangsung.
“Lagi-lagi politik kambing hitam diterapkan. Jangan hanya karena kalah debat, lalu menggunakan berbagai cara untuk menutupi kekalahan tampilan Pak Prabowo tadi malam. Ketidakmampuan Pak Prabowo menjelaskan unicorn sebaiknya menjadi bahan evaluasi tim 02,” kata Hasto, Senin (18/2/2019).
Dia menegaskan, tanggungjawab jubir kampanye seperti Andre Rosiade melekat dengan tanggung jawab Prabowo-Sandi. Seharusnya, jubir bicara mengenai aspek kenegarawanan dan memiliki kerendahan hati untuk berbicara secara objektif.
Baca juga:
Charta Politika: Debat Pilpres Kedua Jokowi vs Prabowo 6-1
Jokowi: Tidak Ada yang Saya Takuti Kecuali Allah SWT!
Ditanya Jokowi soal Unicorn, Jawab Prabowo: Yang Online-online Itu?
Sekjen TKN: Prabowo Menyerang Jokowi Tanpa Kajian Mendalam
“Debat itu memerlukan persiapan, memerlukan strategi, dan pada akhirnya rekam jejak, pengalaman, dan karakter pemimpin yang akan menentukan. Jangan biasakan politik kambing hitam. Politik kambing hitam adalah sikap tidak kesatria yang seharusnya dihindari dalam kontestasi demokrasi,” tutur Hasto.
Sekjen PDI Perjuangan ini menekankan, politik kambing hitam tersebut dapat menghambat kemajuan demokrasi Indonesia. Menurutnya, hal ini dilakukan sebab kubu Prabowo miskin prestasi dan gagasan.
Hasto menyebut, apa yang diungkapkan Prabowo pada debat kedua pilpres merupakan penggulangan dari persoalan yang selalu disampaikan sejak 2008 ketika awal Partai Gerindra berkiprah.
“Nanti sebentar lagi mereka akan persoalkan beberapa hal seperti kartu suara, netralitas penyelenggara pemilu, netralitas aparat negara dan lain-lain. Semua isu lama, tanpa gagasan segar,” ujarnya.
“Atas berbagai fitnah dan tuduhan yang selalu mereka berikan, lama-lama rakyat akan membawa foto ‘Kambing Hitam’ saat bertemu dengan Prabowo-Sandi,” lanjut Hasto.
Senada, politisi PDIP Eva Kusuma Sundari mengaku sedih ada pihak yang mencari kambing hitam lantaran Jokowi mampu menguasai debat kedua yang berlangsung Sabtu malam.
“Sedih, aturan disepakati bersama, kesempatan untuk mempersiapkan bagi kandidat sama-sama. Jika outputnya enggak sama, jangan cari black goat (kambing hitam) dengan menuduh enggak masuk akal,” kata Eva.
Influencer TKN Jokowi-Ma’ruf itu menuturkan, saat ini adalah zaman keterbukaan informasi. Sehingga, menurutnya, tidak mungkin Jokowi berani melakukan hal tersebut.
“Ini zaman terbuka, tidak akan berani bikin kecurangan konyol yang justru merusak reputasi dan elektabilitas yang sedang meroket,” ujarnya.
Legislator DPR RI dari dapil 6 Jawa Timur ini menyebutkan, setiap orang memiliki kebiasaan masing-masing ketika tengah fokus dalam berfikir. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Jokowi dengan memencet-mencet pulpennya.
“Dalam bahasa Jawa, tingkah laku khusus saat situasi dan kondisi khusus disebut pendono, kebiasaan. Saya kalau fokus menutup mata, atau menggoyangkan kaki kanan. Pak Jokowi suka ceklak-ceklik pulpen,” ungkap Eva.
Dia pun menyarankan kepada tim Prabowo-Sandiaga untuk mempersiapkan lebih baik lagi dalam menghadapi debat selanjutnya. “Masih ada tiga kali debat lagi,” tandasnya. (goek)